Pada tahun 2021, Nigeria diguncang slot qris 5k oleh peristiwa penggerebekan rumah aktivis Yoruba, Sunday Igboho, yang dilakukan oleh Departemen Pelayanan Negara (Department of State Services atau DSS). Penggerebekan ini memicu kontroversi dan berujung pada langkah hukum yang diambil oleh Igboho terhadap DSS, dengan tuntutan ganti rugi sebesar ₦20 miliar.
Latar Belakang
Sunday Igboho, yang bernama asli Sunday Adeyemo, dikenal sebagai tokoh yang vokal dalam memperjuangkan hak-hak etnis Yoruba di Nigeria. Ia terlibat aktif dalam gerakan yang menyerukan otonomi lebih besar bagi wilayah barat daya Nigeria, yang mayoritas penduduknya adalah suku Yoruba. Aktivismenya mencuat terutama setelah serangkaian insiden kekerasan yang diduga dilakukan oleh penggembala Fulani terhadap komunitas lokal di wilayah tersebut.
Penggerebekan oleh DSS
Pada tanggal 1 Juli 2021, DSS melakukan penggerebekan di kediaman Igboho di Soka, Ibadan, Oyo State. Dalam operasi tersebut, DSS mengklaim menemukan berbagai senjata api dan amunisi, serta atribut lainnya yang dianggap mencurigakan. Dua orang tewas dalam penggerebekan itu, sementara belasan lainnya ditangkap. Igboho sendiri berhasil melarikan diri dan kemudian menjadi buronan pemerintah Nigeria.
Tuntutan Hukum terhadap DSS
Merespons tindakan DSS, Igboho melalui kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Negara Bagian Oyo. Ia menuduh DSS melakukan perusakan properti, pembunuhan ilegal terhadap dua pengikutnya, dan pelanggaran hak asasi manusia. Igboho menuntut ganti rugi sebesar ₦20 miliar (sekitar Rp700 miliar) atas kerugian materiil dan immateriil yang dialaminya akibat penggerebekan tersebut.
Putusan Pengadilan
Pada tanggal 17 September 2021, Pengadilan Tinggi Negara Bagian Oyo memutuskan bahwa penggerebekan yang dilakukan oleh DSS di kediaman Igboho adalah ilegal dan melanggar hak asasi manusia. Hakim Awolowo memerintahkan DSS untuk membayar ganti rugi sebesar ₦20 miliar kepada Igboho. Putusan ini dianggap sebagai kemenangan bagi Igboho dan pendukungnya, serta sebagai teguran terhadap tindakan aparat keamanan yang dianggap sewenang-wenang.
Reaksi Publik dan Pemerintah
Putusan pengadilan tersebut mendapatkan beragam reaksi dari masyarakat Nigeria. Bagi pendukung Igboho dan kelompok pro-Yoruba, keputusan ini dianggap sebagai kemenangan atas penindasan dan sebagai pengakuan atas perjuangan mereka. Namun, pihak pemerintah dan DSS menilai bahwa tindakan mereka sah dan diperlukan untuk menjaga keamanan nasional. Mereka juga mengindikasikan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.
Perkembangan Selanjutnya
Setelah penggerebekan tersebut, Igboho melarikan diri ke Benin dan ditangkap oleh otoritas setempat saat berusaha menuju Jerman. Ia ditahan di Benin atas permintaan pemerintah Nigeria yang menginginkan ekstradisinya. Proses hukum terkait ekstradisi Igboho masih berlangsung, dan nasibnya menjadi perhatian banyak pihak, terutama komunitas Yoruba di Nigeria dan diaspora.
Implikasi terhadap Gerakan Separatis di Nigeria
Kasus Igboho menyoroti ketegangan etnis dan regional yang ada di Nigeria. Selain gerakan pro-Yoruba, ada juga gerakan separatis lain seperti Indigenous People of Biafra (IPOB) yang memperjuangkan kemerdekaan wilayah tenggara Nigeria. Tindakan keras pemerintah terhadap tokoh-tokoh separatis ini menimbulkan pertanyaan tentang pendekatan yang tepat dalam menangani aspirasi kelompok-kelompok tersebut.
Kesimpulan
Penggerebekan rumah Sunday Igboho oleh DSS dan tuntutan ganti rugi sebesar ₦20 miliar yang diajukannya menyoroti kompleksitas politik, etnis, dan hukum di Nigeria. Kasus ini mencerminkan ketegangan antara pemerintah pusat dan kelompok-kelompok etnis yang merasa terpinggirkan. Penting bagi pemerintah Nigeria untuk mencari solusi damai dan inklusif dalam menangani aspirasi berbagai kelompok demi menjaga persatuan dan stabilitas negara.